Banyaknya mitos tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri
untuk memberikan ASI kepada anaknya, ketakutan yang tidak beralasan
malah makin membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan
sebagai alternatif. diantara mitos-mitos itu adalah:
1. MENYUSUI MERUBAH BENTUK BUAH DADA WANITA
Mitos atau pendapat yang mengatakan bahwa menyusui dapat mempengaruhi
atau merubah bentuk payudara secara permanent, adalah tidak benar.
Sebenarnya, yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan, bukan hanya
menyusui. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan
menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang
sudah pernah terisi air susu, tentu akan berbeda bentuknya dengan
payudara yang belum pernah terisi oleh air susu. Jadi yang menyebabkan
perubahan bentuk payudara adalah kehamilannya bukan menyusuinya.
Besarnya perubahan bentuk payudara sangat tergantung dari turunan
(berediter), usia, dan juga oleh penambahan berat badan pada waktu
kehamilan.
2. MENYUSUI MENYEBABKAN KESUKARAN MENURUNKAN BERAT BADAN
MiItos atau pendapat tersebut adalah tidak benar. Data membuktikan bahwa
menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat dari
pada yang tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Sebab dengan menyusui
timbunan lemak yang terjadi pada waktu hamil akan dipergunakan dalam
proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui, akan sukar untuk
menghilangkan timbunan lemak ini yang khusus dipersiapkan tubuh untuk
menyusui
3. ASI BELUM KELUAR PADA HARI-HARI PERTAMA SEHINGGA PERLU DITAMBAH SUSU FORMULA
Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan,
sehingga tidak/belum diperlukan pemberian susu formula atau cairan lain,
sebelum ASI keluar “cukup” ( cairan Prelactal feeding). Bayi pada usia
30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi (non
nutritive sucking) tetapi untuk belajar menyusui atau membiasakan
mengisap putting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai
memprodusi ASI. Gerakan reflex untuk mengisap pada bayi baru lahir akan
mencapai puncaknya pada waktu berusia 20 – 30 menit, sehingga apabila
terlambat menyusui, reflex ini akan berkurang dan tidak akan kuat lagi
sampai beberapa jam kemudian.
Pemberian prelactal feeding sebetulnya tidak diperlukan, karena hanya
akan merugikan ibu, yaitu, ASI Ibu akan lebih lambat terbentuknya karena
bayi tidak cukup kuat mengisap dan merugikan bayi sebab bayi akan
kurang mendapat colostrum. Bila bayi kurang atau tidak mendapat
colostrom, akan lebih sering menderita mencret atau penyakit lain
terutama bila susu formula atau cairan prelactal lainnya tercemar.
Selain itu bila cairan prelactal diberikan dengan dot, kemungkinan bayi
akan mengalami kesukaran minum pada putting susu ibunya atau “bingung
putting” (nipple confusion).
4. IBU BEKERJA TIDAK DAPAT MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF 4 – 6 BULAN
Mitos dan pendapat tersebut diatas adalah tidak benar, sebab banyak ibu2
bekerja yang berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayinya selama 4 – 6
bulan. Bahkan beberapa ibu bekerja, tidak memerlukan tambahan pada cuti
hamil 3 bulannya, untuk dapat tetap memberikan ASI Eksklusif sampai 4
– 6 bulan.
Pada ibu bekerja, cara antara lain untuk tetap dapat memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya adalah dengan memberikan ASI peras/perah-nya pada
bayi selama ibu bekerja. Selama ibu ditempat bekerja, sebaiknya ASI
diperah minimum 2x 15 menits. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan
jari tangan, tidak menggunakan pompa yang berbentuk terompet. ASI perah
tahan 6-8 jam diudara luar, 24 jam didalam termos berisi es batu, 48
jam dalam lemari es, dan 3 bulan, apabila berada dalam freezer. Dengan
bantuan “Tempat Kerja Sayang Ibu”, yaitu tempat kerja yang memungkinkan
karyawati menyusui secara eksklusif, keberhasilan ibu bekerja untuk
memberikan ASI Eksklusif akan menjadi lebih besar lagi.
5.PAYUDARA SAYA KECIL TIDAK MENGHASILKAN CUKUP ASI
Mitos atau pendapat tersebut adalah tidak benar. Besar/kecilnya payudara
tidak menentukan banyak atau sedikitnya produksi ASI, karena payudara
yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan lemak dibandingkan
dengan payudara yang kecil. Sedang air susu dibentuk oleh jaringan
kelenjar pembentuk ASI ( Alveoli) dan bukan jaringan lemak.
Jadi besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak sedikitnya produksi ASI.
6.ASI YANG PERTAMA KALI KELUAR HARUS DIBUANG KARENA KOTOR
Asi yang keluar pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 s/d hari ke-7,
dinamakan Colostrum, atau susu Jolong. Cairan jernih kekuningan itu
mengandung zat putih telur, atau protein dalam kadar yang tinggi, zat
anti infeksi, atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin), dalam kadar
yang lebih tinggi dari pada susu mature , disamping itu juga mengandung
laktosa, atau hidrat arang, dan lemak, dalam kadar yang rendah,
sehingga mudah dicerna.
Volume Colostrum bervariasi antara 10 cc sampai 100 cc per hari, volume
yang rendah ini memberikan beban yang minimal bagi ginjal bayi yang
belum mantang.
Colostrum melindungi bayi pada saat dimana ia sangat rentan. Tugas utama
colostum tampaknya memang melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit
infeksi selain sebagai nutrisi.
Dalam penelitian Colostrum terbukti sangat bermanfaat bagi bayi prematur
dan bayi sakit. Apabila Colostrum dibuang, bayi tidak atau kurang
mendapat zat2 pelindung terhadap penyakit infeksi. Tak dapat disangkal
lagi bahwa colostum sangat berguna bagi bayi untuk melindungi bayi dari
infeksi.
Walaupun saat ini telah diketahui bahwa colostrum sangat diperlukan
untuk bayi, masih banyak praktek-praktek yang menyebabkan bayi kurang
mendapatkan colostrum yang kaya dengan nutrient berguna ini, misalnya
antara lain dengan masih memberikan prelactal feeding.
7.ASI IBU KURANG GIZI, KUALITASNYA TIDAK BAIK
Bayi dan ASI sebenarnya bersifat parasit. Sampai dengan batas keadaan
tertentu, kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dipertahankan, walaupun
harus dengan mengorbankan gizi si Ibu sendiri.
Kualitas ASI baru berkurang apabila Ibu menderita kekurangan gizi
tingkat ke-3, sedangkan kualitas ASI masih tetap dipertahankan sampai
tingkat kekurangan gizi ibu lebih dari derajat ini.
8.ASI SAYA TIDAK CUKUP “ASI SAYA KERING”, “BAYI TIDAK CUKUP DAPAT ASI KARENA RAKUS/MINUMNYA BANYAK”
Ternyata didapatkan data bahwa dari 100 ibu yang mengatakan produksi
ASInya kurang, hanya 2 Ibu yang memang benar-benar kurang, sedangkan 98
ibu2 lainnya sebenarnya mempunyai cukup ASI, tetapi kurang mendapat
informasi tentang management laktasi yang benar, posisi menyusui yang
kurang tepat, serta pengaruh mitos-mitos menyusui, yang umumnya dapat
menghambat produksi ASI.
Umumnya apabila seorang bayi kurang mendapat ASI atau kurang minum,
sebenarnya bukan ibunya yang tidak dapat memproduksi ASI sebanyak yang
diperlukan bayi, tetapi justru bayinya yang tidak dapat mengisap ASI
sebanyak yang diperlukannya, misalnya karena posisi menyusui yang tidak
benar. Posisi yang dimaksud disini, adalah posisi mulut bayi terhadap
puting Ibu, bukannya posisi badan bayi terhadap badan Ibu.
Produksi ASI dirangsang oleh pengosongan payudara, berlaku prinsip
“supply & demand”, sehingga makin banyak ASI dikeluarkan, akan makin
banyak pula ASI diproduksi. ASI diproduksi sesuai dengan jumlah
permintaan dan kebutuhan bayi. Selama bayi masih melanjutkan
permintaannya akan ASI, dengan masih mengisap ASI, selama itu payudara
Ibu akan tetap melanjutkan produksinya
Apabila bayi berhenti meminta ASI, dengan cara berhenti mengisap, maka payudara Ibu pun akan berhenti memproduksi ASI.
9.BILA ASI MENGANDUNG RESIDU PESTISIDA ( Dioxin, DDT,PCBs) DAN BAHAN BERACUN, SEJAUH MANA BAHAYA BAGI BAYI?
Banyak ibu-bu yang gelisah dengan adanya laporan yang menakutkan tentang
tercemarnya selain susu sapi juga ASI oleh zat beracun seperti Dioxin
atau logam berat yang berbahaya yang akan membahayakan kesehatan
bayinya.
Sebenarnya tidak ditemukan bukti-bukti secara kedokteran adanya bayi
yang sakit karena disusui oleh susu ibu yang mengandung zat-zat beracun
ini.
Para ahli yang mempelajari hal ini termasuk antara lain Ketua Persatuan
Dokter Anak Amerika Serikat, berulang-ulang meyakinkan masyarakat bahwa
keuntungan menyusui jauh melebihi bahaya menyusui dengan ASI yang
tercemar oleh zat-zat racun ini. Sehingga pemberian ASI tetap dianjurkan
dalam keadaan seperti ini.
Racun-racun ini sebenarnya lebih berbahaya pada masa kehamilan terutama
pada bulan ke 6 sampai 8 dibandingkan dengan pada waktu menyusui. Jadi
bila didapatkan racun pada bayi, kemungkinan bayi mendapatkan racun
ini sewaktu dalam kandungan lebih banyak dari pada dari ASI.
Didapatkan bukti bahwa menyusui mungkin bahkan dapat memberikan
perlindungan terhadap beberapa zat kimia yang beracun tertentu . Pada
kecelakaan kebocoran reaktor di Chernobyl didapatkan bahwa kadar zat
radio aktif dalam ASI jauh lebih sedikit dari kadar zat ini dalam tubuh
ibu. Keadaan ini membuat para ahli berkesimpulan, adanya suatu mekanisme
tubuh tertentu yang menyaring racun sehingga didapatkan konsentrasi
yang rendah dalam ASI.
10.APA YANG HARUS DIKERJAKAN IBU UNTUK MENGURANGI KONTAMINASI ASINYA DENGAN ZAT BERACUN ?
Ibu hamil atau menyusui, sebaiknya,
1.Tidak memakan ikan air tawar yang diketahui terkontaminasi.
2.Kupas dan cucilah dengan benar buah2an dan sayur2an terutama untuk menghindari akibat terkontaminasi residu pestisida.
3.Buang bagian lemak dari daging, ayam, dan ikan, karena bahan kimia berbahaya umumnya melekat pada lemak
4.Hindari produk2 makanan yang banyak mengandung dalam lemak mentega
5.Jangan melakukan diet berat selama kehamilan atau menyusui, karena
penurunan berat badan secara tiba2 dapat memobilisasi sel lemak dan
melepaskan zat kimia berbahaya yang umumnya terikat pada lemak, yang
memungkinkan mencapai tubuh bayi.
6.Hindari pemakaian pestisida dan hindari tempat2 dimana diperkirakan banyak pestisida digunakan
PENUTUP.
Menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang
Ibu pada bayinya. Dalam keadaan sakit atau kurang gizi, menyusui mungkin
merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi.. Dalam
kemiskinan, menyusui mungkin merupakan pemberian satu-satunya.
Kelompok Enam
Sabtu, 31 Agustus 2013
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran
Faktor penyebab keguguran ada banyak sekali. Bisa karena genetis
atau karena aktivitas kita yang over. Kandungan yang sehat adalah
dambaan setiap keluarga. Kandungan yang sehat akan melahirkan anak yang
sehat pula.
Berikut ada beberapa tanda tanda terjadi keguguran yang umum untuk diketahui:
Tanda-Tanda Keguguran
Perdarahan Sewaktu mengandung
Perdarahan adalah tanda yang paling umum. Perdarahan yang terjadi bisa hanya berupa bercak-bercak yang berlangsung lama sampai perdarahan hebat. Kadang-kadang terdapat bagian jaringan yang robek yang ikut keluar bersamaan dengan darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding rahim yang terkoyak atau kantung ketuban yang robek.
Kram atau Kejang Perut Sewaktu mengandung
Tanda ini rasanya mirip seperti kram perut pada awal datang bulan. Biasana kram ini berlangsung berulang-ulang dalam periode waktu yang lama. Kram atau kejang juga dapat terjadi di daerah panggul
Nyeri Pada Bagian Bawah Perut Sewaktu mengandung
Rasa nyeri pada bagian bawah perut terjadi dalam waktu cukup lama. Selain di sekitar perut, rasa sakit juga dapat terjadi di bagian bawah panggul, selangkangan, dan daerah alat kelamin. Nyeri ini terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah muncul gejala perdarahan.
Jika kita telah memahami tanda tanda keguguran, saatnya kita ketahui juga faktor penyebab keguguran usia dini.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran adalah:
Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan tubuh.
Berikut ada beberapa tanda tanda terjadi keguguran yang umum untuk diketahui:
Tanda-Tanda Keguguran
Perdarahan Sewaktu mengandung
Perdarahan adalah tanda yang paling umum. Perdarahan yang terjadi bisa hanya berupa bercak-bercak yang berlangsung lama sampai perdarahan hebat. Kadang-kadang terdapat bagian jaringan yang robek yang ikut keluar bersamaan dengan darah. Misalnya, bagian dari jaringan dinding rahim yang terkoyak atau kantung ketuban yang robek.
Kram atau Kejang Perut Sewaktu mengandung
Tanda ini rasanya mirip seperti kram perut pada awal datang bulan. Biasana kram ini berlangsung berulang-ulang dalam periode waktu yang lama. Kram atau kejang juga dapat terjadi di daerah panggul
Nyeri Pada Bagian Bawah Perut Sewaktu mengandung
Rasa nyeri pada bagian bawah perut terjadi dalam waktu cukup lama. Selain di sekitar perut, rasa sakit juga dapat terjadi di bagian bawah panggul, selangkangan, dan daerah alat kelamin. Nyeri ini terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah muncul gejala perdarahan.
Jika kita telah memahami tanda tanda keguguran, saatnya kita ketahui juga faktor penyebab keguguran usia dini.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keguguran adalah:
Adanya kelainan pada janin yang disebabkan kelainan kromosom, yang terjadi saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk cacat dan dikeluarkan tubuh.
- Adanya kelainan pada ibu, seperti kelainan pada sisterm hormonal (bisa hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun, dan penyakit berat yang diderita si ibu hamil.
- Adanya kelainan pada rahim. Kelainan yang paling umum terjadi adalah adanya miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. kelainan lain yaitu rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan dalam rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir trimester pertama.
- Penyebab lain adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH, HIV, Hepatitis dll
FUNGSI PEMERIKSAAN K1- K4
Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu di
Indonesia terkait dengan rendahnya kualitas berbagai program dalam upaya
penurunana AKI telah dilaksanakan oleh pemerintah seperti dalam program Safe Motherhood (SM) yang dikenal 4
pilar yaitu : keluarga berencana, persalinan bersih, penanganan masa nifas dan
antenatal care.
FUNGSI PEMERIKSAAN K1- K4
Tujuan Pelayanan Antenatal
1. Menjaga
agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan
bayi yang dilahirkan sehat.
2. Memantau
kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan
yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. Menurunkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
A. Jadwal kunjungan asuhan antenatal
Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan
antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan.
Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti,
minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu,
sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali
kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu
hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya
memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya
penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu
kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui
pengenalan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan
dengan menggunakan berbagai metoda yang tersedia.
Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan
asuhan antenatal, yaitu:
1.
Membangun
rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2.
Mengupayakan
terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3.
Memperoleh
informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4.
Mengidentifikasi
dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
5.
Memberikan
pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
6.
Menghindarkan
gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu
hamil dan bayi yang dikandungnya.
Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
-
sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
-
28 – 36 minggu :
2 minggu sekali
-
di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang
memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif.
KUNJUNGAN
/ PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE
1. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/
tidaknya faktor risiko kehamilan
5. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
Tujuan
kunjungan K1
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil
yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada Trimester pertama kehamilan, dimana
usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu kali
Meliputi :
1. Identitas/biodata
2. Riwayat
kehamilan
3. Riwayat
kebidanan
4. Riwayat
kesehatan
5. Pemeriksaan
kehamilan
6. Pelayanan
kesehatan
7. Penyuluhan
dan konsultasi
serta mendapatkan
pelayanan 7T yaitu :
1. Timbang
berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur
Tekanan Darah
3. Skrinning
status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila
diperlukan
4. Ukur
tinggi fundus uteri
5. Pemberian
Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Test
Laboratorium (rutin dan Khusus)
7. Temu
wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan.
Atau yang terbaru 10T
yaitu dengan menambahkan 7T tadi dengan:
8. Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
9. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin (DJJ)
10. Tata laksana kasus.
Cakupan K1 yang
rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang kemudian
mempengaruhi tingginya AKB dan AKI.
Tujuan k1 :
-
Menjalin
hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
-
mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah
yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa ibu
-
Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
-
Memulai mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah
dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
-
mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi
dan mewaspadai.
-
Memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan
dengan ibu
-
Mengidentifikasi
faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan
sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
-
Memberi
kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya
kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu,
persalinan, kelahiran atau puerperium.
K1 ini mempunyai peranan penting dalam
program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator pemantauan yang
dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan
program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001).
Tujuan
Kunjungan k2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan
mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah melewati K1.
Tujuan k2 :
-
Menjalin
hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
-
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang
dapat mengancam jiwa
-
Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
-
Memulai mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah
dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya
-
Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi
dan mewaspadai.
-
Kewaspadaan
khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan gejala, pantau TD
(tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria.
-
Pengenalan
koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
-
Penapisan
pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran perkemihan.
-
Mengulang
perencanaan persalinan.
Tujuan
Kunjungan k3 dan k4
K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil
yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu
ke-36) dua kali kunjungan.
akhir) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1 dan K2.
Tujuan k4
-
Sama
dengan kunjungan I dan II
-
Palpasi
abdomen
-
Mengenali
adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan kehahiran RS.
-
Memantapkan
persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan.
Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang
dianjurkan adalah :
a.
Pemeriksaan pertama kali
yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan
b.
Periksa ulang 1 kali sebulan
sampai kehamilan 7 bulan
c.
Periksa ulang 2 kali sebulan
sampai kehamilan 9 bulan
d. Pemeriksaan
ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
e. Periksa
khusus bila ada keluhan atau masalah
Materi Kuliah Kebidanan
Materi Kuliah Kebidanan
Kali ini saya ingin membahas mengenai perkuliahan di jurusan kebidanan. Dari anggapan secara umum di masyarakat bidan adalah seseorang yang khususnya menangani masalah persalinan yang lebih lagi mereka adalah perempuan, untuk bidan hanya menangani persalinan itu benar adanya kemudian apakah ada bidan laki-laki??? Tentu saja ada donk, karena syarat untuk mendaftar menjadi bidan tidak hanya diperbolehkan sebagai perempuan saja :D . Jadi bidan itu tidak melulu cewek saja dan ternyata cowok juga bisa dan banyak juga bidan laki-laki yang menangani ibu-ibu bersalin tetapi tidak melayani bapak bersalin yach :P . kembali ke topik, perkuliahan kebidanan
rata-rata diploma atau sarjana muda alias D3 tetapi ada juga yang
sampai sarjana alias S1 tetapi di sini yang akan saya bahan yang Diploma
sehingga jumlah semesternya ada 6 semester :P .
Secara umum perkuliahan kebidanan memiliki materi kuliah seperti berikut ini :
Pada semester satu ada satu materi kuliah yaitu konsep kebidanan. Perkuliahan ini pembahasannya seputar filosopi dan konseptual kebidanan, perkembangan profesi seorang bidan, paradigma askeb atau asuhan kebidanan, pelayanan dan pendidikan kebidanan secara nasional maupun internasional, sistem penghargaan kepada bidan oleh masyarakat dan pengembangan karir di bidang kebidanan.
Pada semester dua terdapat 3 materi kuliah yaitu konsep komunikasi membahas hubungan antar manusia untuk terapik dalam asuhan kebidanan serta memberikan pengetahuan cara berkomunikasi dengan pasien dan tentu saja untuk menambah kepercayaan diri sebagai bidan yang menangani manusia secara langsung. Materi kuliah kedua adalah etika profesi dan hukum tentang kesehatan yang membahas tentang prinsip etika seorang bidan agar berlaku professional dalam melaksanakan pelayanannya kepada masyarakat. Dan yang ketiga adalah komputer dan internet, hal ini bertjuan agar seorang bidan tidak ketinggalan jaman serta dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengembangkan keilmuannya
Pada semester ketiga terdapat empat materi kuliah yaitu asuhan kebidanan pada ibu yang berisi tentang penerapan asuhan kebidanan pra perkawinan, pada saat kehamilan, saat terjadi persalinan, saat nipas dan bayi baru lahir, saat komplikasi dengan resiko tinggi dan patologi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Materi kuliah yang kedua adalah asuhan kebidanan pada anak, memantau perkembangan anak serta memperhatikan penyakit atau kelainan yang timbul serta penanganannya, pertolongan pertama pada luka dan kecelakaan. Dan yang ketiga adalah materi kuliah gizi ibu dan anak, yang membahas tentang gizi yang diperlukan oleh ibu dan anak untuk perkembangan selanjutnya. Selanjutnya materi kuliah yang keempat adalah pendidikan kebidanan yang membahas tentang pelatihan, penyuluhan dalam pelayanan kebidanan
Pada semester keempat terdapat tiga mata kuliah, yang pertama asuhan kebidanan Keluarga Berencana yang membahas tentang asuhan pada calon akseptor (yang akan melakukan keluarga berencana). Materi kuliah yang kedua adalah asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi yang membahas mengenai penyakit alat kandungan. Materi kuliah berikutnya adalah praktek Kebidanan yaitu melaksanakan pelayanan kebidanan secara aktif, akurat dan aman di bawah bimbingan di harapkan mahasiswa mampu menganalisa secara kritis
Pada semester kelima terdapat lima materi kuliah. Yang pertama adalah metode Penelitian Kebidanan yang menjelaskan tentang konsep-konsep penelitian, langkah-langkah penelitian serta penyusunan serta implementasinya dalam pelayanan kebidanan. Materi kuliah yang kedua adalah kebidanan komunitas yang membahas mengenai konsep, sasaran serta peningkatan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dan masyarakat. Materi kuliah yang ketiga adalah administrasi dan pengelolaan pelayanan keluarga berencana yang membahas mulai dari konsep administrasi keluarga berencana hingga pemantauan dan tindak lanjut keluarga berencana. Dan yang terakhir adalah dokumentasi Kebidanan yang menjelaskan tentang cara-cara pencatatan dan pelaporan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, mengenali jenis-jenis pencatatan dan cara pelaporan serta sistem informasi dokumentasi menggunakan komputer.
Pada semester akhir atau semester enam biasanya mahasiswa sudah mulai menyusun karya tulis ilmiah dan mengikuti materi kuliah keahlian kebidanan yaitu Kegawatdaruratan Obstetri Dan Perinatal dalam upaya penyelamatan jiwa ibu dan janin menjelaskan mulai dari kegawat daruratan pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan pada saat bayi baru lahir. Tambahan materi kuliah lainnya adalah bahasa inggris yang diberikan sebagai tambahan untuk memperkaya pengetahuan dalam hal bahasa sehingga mempermudah dalam mengembangkan bidang keilmuannya dalam tingkat internasional.
Itulah sedikit ulasan tentang materi kuliah kebidanan yang akan di jalani oleh mahasiswa mulai dari semester satu hingga semester akhir.
MATERI KULIAH KEBIDANAN
Saya ada sedikit mengumpulkan bahan materi kuliah kebidanan dari beberapa sumber diantaranya :
1. distosia adalah Persalinan yg abnormal bisa di download disini
2. fisiologi dan mekanisme persalinan normal bisa di download disini
3. hiperemesis gravidarum bisa di download disini
4. Preeklampsia Eklampsia terbaru bisa di download disini
1. distosia adalah Persalinan yg abnormal bisa di download disini
2. fisiologi dan mekanisme persalinan normal bisa di download disini
3. hiperemesis gravidarum bisa di download disini
4. Preeklampsia Eklampsia terbaru bisa di download disini
Itulah sedikit ulasan saya mengenai materi kuliah kebidanan, semoga dapat membantu teman-teman dumay yang sedang mencari informasi tentang dunia kebidanan.
Salam dumay (^_^)
Sumber dari mbak pramita herlina dot com dan mas urip sibigo dot com
Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
Langkah Asuhan Persalinan Normal (APN)
Persalinan merupakan proses fisiologis yang tidak akan habis sejalan dengan kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Asuhan Persalinan Normal (APN) disusun dengan tujuan terlaksananya persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan benar, target akhirnya adalah penurunan angka motalitas ibu dan bayi di Indonesia.
Pada awalnya APN terdiri dari 60 Langkah, namun setelah direvisi menjadi 58 Langkah, sebagai berikut :
Persalinan merupakan proses fisiologis yang tidak akan habis sejalan dengan kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Asuhan Persalinan Normal (APN) disusun dengan tujuan terlaksananya persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan benar, target akhirnya adalah penurunan angka motalitas ibu dan bayi di Indonesia.
Pada awalnya APN terdiri dari 60 Langkah, namun setelah direvisi menjadi 58 Langkah, sebagai berikut :
- Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
- Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin dan memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
- Memakai celemek plastik.
- Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan degan sabun dan air mengalir.
- Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
- Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali ke dalam wadah partus set.
- Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
- Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah).
- Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
- Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit)).
- Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
- Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
- Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
- Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
- Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
- Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
- Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan,
- Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
- Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
- Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
- Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
- Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
- Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
- Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
- Melakukan penilaian selintas : (a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan? (b) Apakah bayi bergerak aktif ?
- Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
- Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
- Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
- Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
- Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
- Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
- Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
- Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
- Meletakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
- Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
- Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).
- Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
- Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan) pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
- Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
- Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
- Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
- Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
- Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
- Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
- Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
- Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
- Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
- Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
- Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
- Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
- Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
- Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
- Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
- Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
- Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Melengkapi partograf.
Kamis, 29 Agustus 2013
Profil Akbid Sakinah
PROFILAKADEMI KEBIDANAN SAKINAH
Jl. Raya Surabaya – Malang KM.42Kepulungan Gempol Pasuruan67155Telp/Fax. (0343) 634844 - 635177
2.MisiMembentuk Karakter calon Tenaga Kesehatan Setingkat Ahli Madya yang memilikisemangat belajar dan etos kerja yang tinggi, kemandirian dalam melaksanakan tugas pokoknya dan kreatif, berbudi luhur serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.Tujuan Pendidikana.Mengembangkan Proses belajar mengajar di bidang Kesehatan b.Melakukan dan mengembangkan pengkajian IPTEK dalam bidang kesehatan di bidang kebidananc.Melakukan dan mengembangkan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan sesuaidengan kebutuhan.d.Melakukan dan mengambangkan kegiatan informasi dan inovasi dalam bidangkesehatan.e.Mengembangkan kerjasama dengan institusi pemerintah, swasta dan masyarakatuntuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
7.Peningkatan peran serta masyarakat termasuk dunia usahaPeran serta masyarakat termasuk dunia usaha dalam penyelenggaraan pendidikanditingkatkan antara lain dengan mengembangkan mekanisme kerja sama yang salingmenguntungkan bagi peserta didik dan lembaga pendidikan masyarakat dan dunia usaha.Hubungan yang lebih erat antara institusi pendidikan dan masyarakat dibina dandikembangkan, terutama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Dunia usahadidorong untuk turut membantu penyelenggaraan pendidikan dan penyediaan beasiswakepada peserta didik berprestasi tetapi tidak mampu memberi bantuan tenaga kerja praktek dan penelitian.
Jl. Raya Surabaya – Malang KM.42Kepulungan Gempol Pasuruan67155Telp/Fax. (0343) 634844 - 635177
Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan
1.VisiTerwujudnya Pendidikan Kesehatan yang berkualitas dan mampu menghasilkan AhliMadya di Bidang Kesehatan ( Tenaga Kesehatan Profesional Pemula ) yang memilikiSikap Profesional, Nasional dan Etik serta Jiwa Wirausaha.2.MisiMembentuk Karakter calon Tenaga Kesehatan Setingkat Ahli Madya yang memilikisemangat belajar dan etos kerja yang tinggi, kemandirian dalam melaksanakan tugas pokoknya dan kreatif, berbudi luhur serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.Tujuan Pendidikana.Mengembangkan Proses belajar mengajar di bidang Kesehatan b.Melakukan dan mengembangkan pengkajian IPTEK dalam bidang kesehatan di bidang kebidananc.Melakukan dan mengembangkan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan sesuaidengan kebutuhan.d.Melakukan dan mengambangkan kegiatan informasi dan inovasi dalam bidangkesehatan.e.Mengembangkan kerjasama dengan institusi pemerintah, swasta dan masyarakatuntuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Kebijakaan Jenjang Pendidikan Tinggi
Untuk pencapaian tujuan tersebut diatas, maka kebijakan pendidikan di AkademiKebidanan Sakinah adalah sebagai berikut :
1.Peningkatan mutu Pendidikan
1.Peningkatan mutu Pendidikan
Pendidikan tenaga Bidan dilakukan dengan memperhatikan perkembangan pelayanan dan program pembangunan di setiap sector Industri melalui pendekatan teknologi danPendekatan Pasar (User). Mutu pendidikan Tenaga Kesehatan ditingkatkan agar kelulusannya dapat siap dimanfaatkan di dalam kegiatan pembangunan masyarakat.
2.Pembinaan PendidikanPerencanaan pendidikan tenaga kesehatan disusun berdasarkan masalah yang nyata dankebijaksanaan pembangunan. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan berdasarkanrencana program pendidikan. Kurikulum dan pedoman-pedoman lainnya yang ditetapkan.Penyelenggaraan pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan kegiatan pelayanankesehatan.Kegiatan supervisi merupakan bagaian pembinaan pendidikan tenaga kesehatanditingkatkan pelaksanannya.Pengendalian dan pengawasan pendidikan ditingkatkan agar penyelenggaraan yangdilakukan tetap berada pada garis kebijaksanaan pembangunan.
3.Pembinaan Tenaga pendidikan dan kependidikan lainnyaKualitas tenaga pendidik ditingkatkan guna mendukung kualitas pendidikan sertameningkatkan citra harkat dan martabat pendidikan, antara lain melalui pendidikan, pelatihan dan penyelenggaaraan yang dilakukan sebagaai proses yang berkelanjutan.
4 .Pengembangan kurikulumKurikulum disemua jenis dan jenjang pendidikan dikembangkan dan diperkaya secara berkala sesuai dengan perkembangan IPTEK, perkembangan jaman dan tuntutan pembangunan. Selain itu kurikulum diperkaya dengan muatan lokal yang sesuai dengankebutuhan dan perkembangan daerah setempat
5.Pengembangan material PendidikanPenulisan dan penerjemahan serta penggadaan buku pelajaran, buku bacaan, serta bukuilmiah lainnya yang bermutu diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan danmemperluas cakrawala berpikir serta menumbuhkan budaya baca dan belajar mandiri peserta didik. Secara berkala dilakukan penilaian terhadap bahan ajaraan. Sementara itumateri buku pelajaran terus dimanfaatkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
nn
6.Pembinaan sarana dan fasilitas pendidikanDalam rangka upaya peningkatan kualitas dan efektifitas serta efisiensi pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan ditingkatkan, baik jumlahmaupun mutunya disemua jenis dan jenjang pendidikan. Sarana dan fasilitas pendidikaanyang telah disediakan dipelihara agar tidak cepat rusak dan dirawat dengan baik untuk meningkatkan daya guna.
2.Pembinaan PendidikanPerencanaan pendidikan tenaga kesehatan disusun berdasarkan masalah yang nyata dankebijaksanaan pembangunan. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan berdasarkanrencana program pendidikan. Kurikulum dan pedoman-pedoman lainnya yang ditetapkan.Penyelenggaraan pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan kegiatan pelayanankesehatan.Kegiatan supervisi merupakan bagaian pembinaan pendidikan tenaga kesehatanditingkatkan pelaksanannya.Pengendalian dan pengawasan pendidikan ditingkatkan agar penyelenggaraan yangdilakukan tetap berada pada garis kebijaksanaan pembangunan.
3.Pembinaan Tenaga pendidikan dan kependidikan lainnyaKualitas tenaga pendidik ditingkatkan guna mendukung kualitas pendidikan sertameningkatkan citra harkat dan martabat pendidikan, antara lain melalui pendidikan, pelatihan dan penyelenggaaraan yang dilakukan sebagaai proses yang berkelanjutan.
4 .Pengembangan kurikulumKurikulum disemua jenis dan jenjang pendidikan dikembangkan dan diperkaya secara berkala sesuai dengan perkembangan IPTEK, perkembangan jaman dan tuntutan pembangunan. Selain itu kurikulum diperkaya dengan muatan lokal yang sesuai dengankebutuhan dan perkembangan daerah setempat
5.Pengembangan material PendidikanPenulisan dan penerjemahan serta penggadaan buku pelajaran, buku bacaan, serta bukuilmiah lainnya yang bermutu diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan danmemperluas cakrawala berpikir serta menumbuhkan budaya baca dan belajar mandiri peserta didik. Secara berkala dilakukan penilaian terhadap bahan ajaraan. Sementara itumateri buku pelajaran terus dimanfaatkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
nn
6.Pembinaan sarana dan fasilitas pendidikanDalam rangka upaya peningkatan kualitas dan efektifitas serta efisiensi pendidikan, penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan ditingkatkan, baik jumlahmaupun mutunya disemua jenis dan jenjang pendidikan. Sarana dan fasilitas pendidikaanyang telah disediakan dipelihara agar tidak cepat rusak dan dirawat dengan baik untuk meningkatkan daya guna.
8 .Peningkatan hubungan lintas program dan sektor Pendidikan tenaga kesehatan perlu didukung oleh berbagai factor dan program. Sebab pendidikan tenaga kesehatan terkait dengan kebutuhan tenaga dan pendayagunaan tenagakesehatan. Oleh karena itu hubungan dengan sector dan program terkait jugaditingkatkan.9.Peningkatan efisiensi, efektifitas dan produktifitas pendidikanPeningkatan efisiensi, efektifitas dan produktifitas pendidikan tenaga kesehatanditingkatkan pada semua jenis dan jenjang pendidikan termasuk peningkatan kemampuandan penyempurnaan perencanaan terpadu, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengorganisasian, hubungan luar negeri, hukum dan ketatausahan.Penelitian dan pengembangaan kebijaksanan, pengelolaan dan penyajiaan informasi, pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan dan pengujian ditingkatkan pula.Pendidikan tenaga kesehatan tergantung kepada semua pihak termasuk yayasan sebagai pemilik institusi pendidikan kesehatan itu sendiri
Langganan:
Komentar (Atom)

